Percaya atau tidak, biji buah salak dapat diolah menjadi minuman sejenis kopi yang cara penyajian dan aromanya juga mirip dengan kopi yang terbuat dari biji kopi, lho. Kopi biji salak ini mungkin kurang dikenal luas, namun untuk masyarakat Tapanuli Selatan dan Yogyakarta wilayah Sleman, kopi ini sudah populer.
Kelebihan kopi biji salak dibanding kopi asli, konon karena kadar kafeinnya yang hampir tak ada serta tak memicu naiknya detak jantung. Orang yang meminumnya juga tak perlu khawatir akan mengalami sakit maag akibat naiknya asam lambung.
Ini bisa jadi alternatif untuk penderita maag atau darah tinggi yang ingin tetap melakukan kebiasaan ngopi di sore hari tanpa khawatir sakitnya bertambah parah.
Produksi kopi biji salak hampir sama seperti membuat kopi dari bahan biji kopi. Biji salak yang tua jenis salak pondoh akan dijemur hingga kering selama beberapa hari, umumnya 5 hari. Lalu disangrai hingga matang dan berwarna hitam. Setelah matang, biji salak akan digiling kemudian diayak hingga halus.
Hasilnya sangat mirip seperti bubuk kopi biasa, tanpa campuran apapun. Bubuk kopi dari biji salak ini telah dijual di beberapa pusat perbelanjaan dengan harga terjangkau. Rasanya mirip dengan biji kopi dari jenis arabica atau robusta, namun cita rasanya lebih lembut. Bagaimana, apakah Anda penasaran ingin mencoba kopi biji salak tersebut?