Energi ibu hamil biasanya terkuras akibat morning sickness, tangan dan kaki yang bengkak, kembung, badan yang cepat lelah, juga dorongan untuk buang air kecil yang tak henti-hentinya. Dengan segala perubahan fisik tersebut, ibu hamil kadang lupa untuk merawat diri, apalagi menjaga kemesraan dengan suami. Padahal, suami juga tetap butuh perhatian istri, kan?
Meskipun Ibu enggan bermesraan saat hamil, sebenarnya ada cara untuk menjaga kemesraan dengan suami. Berikut beberapa di antaranya.
Stop Bicarakan Kehamilan
Pembicaraan mengenai bayi dan kehamilan tidak perlu selalu mendominasi pembicaraan. Masih banyak topik pembicaraan lain yang bisa dipilih saat sedang berdua dengan suami. Bagaimana pun, Ayah dan Ibu masih menjalankan kegiatan sehari-hari di tempat kerja atau bertemu dengan teman sepergaulan. Supaya lebih romantis, coba lah bernostalgia mengingat saat pertama kali bertemu atau masa-masa indah pacaran.
Pergi Berkencan
Calon ayah dan ibu biasanya jadi lebih sering pergi ke tempat-tempat yang menyediakan kebutuhan ibu dan bayi. Hal ini memang menyenangkan, dan cukup menyita perhatian. Tetapi luangkan juga waktu untuk pergi berkencan ke tempat-tempat yang lebih seru, seperti nonton film, teater, bersantap di restoran favorit, mengunjungi pameran, atau sekadar jalan-jalan santai berdua.
Jangan Takut Berhubungan Seks
Faktanya, saat hamil Ibu tetap bisa berhubungan seks dengan Ayah hingga mendekati hari persalinan. Ibu dan Ayah hanya harus saling terbuka mengenai hal ini. Bicarakan mengenai posisi apa yang nyaman dan tidak nyaman untuk ibu hamil, atau apa saja yang diinginkan baik oleh suami atau istri saat melakukan hubungan seks. Tonton film “panas” berdua untuk membangkitkan gairah Ibu dan Ayah.
Jika Tidak Ingin Berhubungan Seks
Kalau hubungan intim tidak memungkinkan untuk dilakukan, ya jangan dipaksakan. Romantisme tidak hanya bisa diwujudkan lewat hubungan intim, tapi bisa juga dengan saling bersentuhan, berpelukan, atau saat memijat kaki ibu hamil yang mulai membengkak. Pijat juga pundak dan leher Ayah yang kecapekan setelah bekerja di kantor, sambil memintanya menceritakan hal-hal ringan seputar kantor. Intinya adalah tetap melakukan hubungan fisik dengan suami tanpa perlu melakukan kegiatan yang lebih intim.
Jaga Komunikasi
Mungkin terdengar klasik, tapi komunikasi memang sangat penting. Utarakan semua yang dirasakan selama masa kehamilan ini pada Ayah, agar tidak terjadi kesalahpahaman. Jangan ragu minta bantuan orang lain atau ahlinya jika komunikasi antara suami-istri terganggu. Bicarakan juga apa yang bisa Ayah lakukan saat bayinya lahir nanti. Faktanya, semakin kuat hubungan yang terjalin antara suami-istri selama kehamilan, maka hubungan tersebut akan semakin kuat setelah si bayi lahir.
Lakukan Babymoon
Saat bayi lahir, pasangan suami-istri kemungkinan besar akan lebih fokus untuk mengurus bayinya dibanding bermesraan berdua. Jika memiliki waktu dan uang lebih, lakukanlah babymoon selama masa kehamilan. Umumnya, ibu hamil sudah aman untuk melakukan perjalanan saat usia kehamilan di atas 24 minggu. Nikmati masa-masa berdua saja sepuasnya selama masih bisa. Sekadar menginap di hotel saat long weekend juga bagus untuk mengurangi stres menjelang persalinan, lho.